Vibiz Media

Vibiz Media
Pasangkan Iklan anda di web portal kami

Berita Daerah

Berita Daerah
Media Pemasangan Iklan Daerah & Investasi Daerah

Vibiznews

Vibiznews
Media Pemasangan Iklan Seputar Investasi & Ekonomi

Info Teknologi

Info Teknologi
Media Pemasangan Iklan Seputar Teknologi

Info Belanja

Info Belanja
Media Pemasangan iklan Seputar Market

Training COA

Training COA
Training COA bersama Property Bisnis Academy
Home » » Bursa Saham Indonesia, Ditutup Sedikit Melemah

Bursa Saham Indonesia, Ditutup Sedikit Melemah


(Vibiznews-Stocks) -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan awal pekan dengan stagnan. Aksi ambil untung membuat indeks bergerak fluktuatif dalam rentang tipis.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp 9.740 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu di Rp 9.720 per dolar AS.

Mengawali perdagangan Bursa Saham Indonesia pagi tadi, IHSG dibuka turun 13,601 poin (0,28%) ke level 4.927,385 membuka perdagangan awal pekan. Aksi ambil untung marak terjadi pasca indeks menyentuh rekor tertinggi di akhir pekan lalu.

Saham-saham unggulan jadi target aksi ambil untung, terutama yang sudah naik tinggi akhir pekan lalu. Pelemahan indeks masih ditahan oleh penguatan saham-saham tambang dan perdagangan.

Aksi beli di saham-saham konsumer sempat mendorong indeks ke level intraday tertingginya sepanjang masa di 4.953,399. Rekor sebelumnya berada di level 4.940,986 pada penutupan perdagangan Kamis, 28 Maret 2013 lalu.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG menipis 2,619 poin (0,05%) ke level 4.938,367 akibat aksi ambil untung. Sebelum terpangkas, indeks sempat menembus intraday tertingginya sepanjang masa.

Aksi beli mulai marak menjelang penutupan perdagangan. Sayangnya, meski ada aksi beli selektif, indeks yang hampir seharian berada di zona merah pun gagal balik arah ke teritori positif.

Mengakhiri perdagangan awal pekan, Senin (1/4/2013), IHSG ditutup menipis 3,411 poin (0,07%) ke level 4.937,575. Sementara Indeks LQ45 ditutup melemah 3,351 poin (0,40%) ke level 833,520.

Lima sektor industri di lantai bursa terkena koreksi akibat aksi ambil untung, sementara lima sektor lainnya menguat berkat aksi beli selektif. Kondisi ini membuat indeks bergerak fluktuatif dalam rentang tipis.

Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 140.921 kali pada volume 6,407 miliar lembar saham senilai Rp 5,457 triliun. Sebanyak 140 saham naik, sisanya 114 saham turun, dan 115 saham stagnan.

Bursa-bursa di Asia bergerak mixed hingga sore hari ini, dengan bursa Jepang yang terkoreksi hingga lebih dari dua persen. Banyak bursa regional yang masih tutup berkaitan libur Paskah.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya Delta Jakarta (DLTA) naik Rp 8.000 ke Rp 338.000, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 3.050 ke Rp 52.000, Bukit Asam (PTBA) naik Rp 800 ke Rp 15.200, dan Matahari (LPPF) naik Rp 700 ke Rp 11.700.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Unilever (UNVR) turun Rp 650 ke Rp 22.150, Mayora (MYOR) turun Rp 600 ke Rp 26.500, Tigaraksa (TGKA) turun Rp 525 ke Rp 2.775, dan ABM (ABMM) turun Rp 425 ke Rp 3.350.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan laju inflasi pada Maret 2013 tercatat sebesar 0,63 persen atau relatif tinggi dalam lima tahun terakhir.















Suryamin menjelaskan terakhir kalinya laju inflasi pada Maret mencapai angka tertinggi adalah pada 2008, yang tercatat sebesar 0,95 persen.

Namun angka inflasi Maret 0,63 persen, masih lebih rendah dari inflasi Februari 2013 yang tercatat mencapai 0,75 persen.

Menurut dia, penyebab terbesar laju inflasi tinggi pada Maret adalah akibat komponen harga bergejolak yang menyumbang andil inflasi 0,52 persen atau secara keseluruhan 2,44 persen.

Laju inflasi tahun kalender Januari-Maret mencapai 2,43 persen, dan inflasi secara tahunan "year on year" (yoy) 5,9 persen. Sedangkan inflasi komponen inti 0,13 persen dan yoy 4,21 persen.

Kemudian dari Institute for Corporate Director (IICD) telah ditetapkan top 30 emiten terbaik dari total 97 emiten dalam Skor CG Tertinggi atau Corporate Governance (GC)-Scorecard.















Pembina Institute for Corporate Director (IICD) Sidharta Utama menyebutkan, dari total top 30 emiten tersebut, 10 terbaik di antaranya adalah PT Adira Dinamika Multifinance, PT Antam Tbk, Bank DPD Jabar dan Banten, Danamon, BII, Mandiri, BNI, Bank OCBC NISP, PGN, dan Telkom.

0 komentar:

Posting Komentar