(Berita Daerah - Jawa) Petani bawang membutuhkan gudang untuk menyimpan hasil panen agar bisa bertahan lama dan menghindari harga jatuh saat panen, kata peneliti Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Jamhari.
"Petani seharusnya tidak menjual sekaligus hasil panen bawang, tetapi mereka tidak memiliki gudang yang layak untuk menyimpan bawang mereka agar bisa bertahan lama. Akibatnya, petani sering menghadapi risiko harga jatuh," katanya di Yogyakarta.
Dalam konteks itu, menurut dia, pemerintah perlu membuat gudang penyimpanan agar petani bisa tunda jual bawang saat panen. Petani juga selayaknya mendapat pinjaman lunak selama hasil panen mereka masih disimpan di gudang.
Ia mengatakan kenaikan harga bawang disebabkan menurunnya produksi bawang dalam negeri karena petani menunda menanam bawang saat memasuki musim hujan, sedangkan distribusi bawang impor dari pelabuhan ke konsumen terhenti.
"Lonjakan harga bawang karena terkait dengan distribusi. Saat ini produksinya rendah karena musim hujan," kata Jamhari yang juga Dekan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM).
Menurut dia, biasanya pemerintah melakukan impor setiap awal tahun, tetapi berton-ton bawang terhenti di pelabuhan. Kondisi itu menunjukkan aliran dari pelabuhan ke titik konsumsi tehambat.
"Terhambatnya distribusi bawang ditenggarai adanya permainan kartel antarimportir pascapemerintah membatasi kuota impor hortikultura sejak satu tahun yang lalu," katanya.
Ia mengatakan, pemerintah membatasi pintu masuk barang hortikultura hanya melalui tiga pelabuhan, yakni Pelabuhan Tanjung Perak, Belawan, dan Makassar.
"Dengan dibatasi tiga pintu masuk tersebut tentu transportasi menjadi semakin jauh. Kondisi itu menyebabkan aliran barang dari pelabuhan ke masyarakat terhambat," katanya.
Meskipun mendukung tujuan awal pemerintah membatasi impor hortikultura dalam rangka melindungi petani, Jamhari mengatakan, pemerintah perlu segera turun tangan jika terjadi hilangnya komoditas pangan di masyarakat. Pemerintah juga harus turun tangan jika harga bawang saat panen jatuh.
"Sekitar 88 persen petani menjual secara borongan semua hasil panen mereka di tempat. Mereka butuh uang untuk mencukupi kebutuhan, dampaknya semua harga jatuh," katanya.
0 komentar:
Posting Komentar