Pengamat Ekonomi Rizal Ramli menilai Pemerintah tidak perlu menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) untuk menyikapi subsidi BBM yang semakin memberatkan APBN.
"Masih ada cara lain untuk menghindari kenaikan harga BBM yakni dengan melakukan efisien pengelolaan serta pembangunan kilang minyak dan gas," kata Rizal Ramli, di Jakarta.
Rizal Ramli mengatakan hal itu menyikapi wacana pemerintah yang akan menaikkan harga BBM.
Menurut dia, jika pemerintah sampai menaikkan harga BBM maka maka akan memberikan dampak ekonomi dan sosial yang cukup besar seperti kenaikan berbagai harga barang sehingga terjadi inflasi yang berujung meningkatkan angka kemiskinan.
Pendiri ECONIT Advisory Group ini menjelaskan, pengelolaan minyak dan gas di Indonesia belum efisien sehingga masih mungkin diefisienkan untuk menghemat anggaran.
Menurut dia, pemerintah mengalokasikan anggaran cukup besar yakni untuk mensubsidi BBM.
Pada APBN 2013, alokasi anggaran subsidi mencapai Rp316,1 triliun. Alokasi anggaran belanja subsidi dalam APBN 2013 tersebut akan disalurkan untuk subsidi energi sebesar Rp274,7 triliun, yaitu subsidi BBM sebesar Rp193,8 triliun dan subsidi listrik sebesar Rp80,9 triliun.
"Namun subsidi BBM tersebut masih belum efisien dan belum tepat sasaran," katanya.
Ia mencontohkan, Pemerintah Indonesia membeli BBM sebesar 900.000 barel per hari dari spot market, sehingga harganya mengikuti flukyuasi harga di pasar internasional.
Indonesia yang membeli BBM untuk memenuhi sekitar 60 persen kebutuhan nasional, menurut dia, seharusnya melakukan kontrak kerja jangka panjang dengan negara produsen BBM.
"Pembelian di spot market ini ada selisih harga sekitar dua dolar AS per barel, yang dimanfaatkan oleh importir. Seharusnya ini bisa dieifisiensikan," katanya.
Ia menambahkan, jika selisih harga dua dolar AS tersebut dikalikan jumlah BBM yang diimpor dan dikali satu tahun, maka bisa mencapai satu miliar dolar AS.
Di sisi lain, Riza melihat, belum efisiensinya pengelolaan migas di Indonesia, karena masih mengolah minyak di luar negeri, ada biaya pengolaan dan biaya pajak sehingga makin menambah berat beban APBN.
Ia mengusulkan, jika pemerintah mampu melakukan efisien biaya-biaya yang seharusnya masih bisa diminimalisir maka anggaran subsidi tidak membebani APBN.
Ia juga mengusulkan agar pemerintah membangun kilanbg minyak di Indonesia sehingga bisa mengolah minyak mentah menjadi BBM di dalam negeri yang juga menurunkan anggaran energi.
"Jika pemerintah melakukan efisiensi pengelolaan migas, maka tidak perlu menaikkan harga BBM," katanya.
0 komentar:
Posting Komentar